Senin, 05 Desember 2011

Perindu Hujan

luka kemarau menggeliat di mataku
terpintal nafas pagi yang haus bersama mimpimu
mungkin telah kau antar cabikan airmata
ke jalan-jalan sunyi yang menghampar kusut
sebagai saksi bahwa hujan mematahkan mantramu

tapi aku adalah mendung yang terseok
sebab matahari menceruki jubah kelabuku
mengasingkan dengan tanah yang kian kumal
padahal di rahimku bunga-bunga mulai mekar
seperti gugusan asap dalam mimpimu yang terbakar

oh, bukankah kau selalu menjadi pertapa saat musim ini tiba?
yang menyihirku dengan mantra-mantra rindumu



Jakarta, November 2006
Ahmad Subki

Minggu, 04 Desember 2011

untaian kata untuk SAHABAT

Sahabat, Kala diriku terjerat di penjara cinta, Kala hatiku dibaluti kesayuan rindu, Kala sepi berlabuh di dasar kalbu, Kala irama syahdu menemani diri mengisi waktu, Kala menanti kepastian sejuta persoalan, Kau hadir membelai luka, Bingkisan kata menari dihujung jemari, Seakan mengerti bisikan hati.
Sahabat, Hari berganti hari, Masa berlalu memakan waktu, Kemesraan tersimpul rapi dilayari rindu, Menanti malam menjemput siang, Agar ikatan keikhlasan mengupas persahabatan.
Sahabat, jiwamu yang menyentuh perasaan, Keikhlasanmu yang merawat kesedihan, Ingin menyemai nostalgia silam, Agar ikatan membuihkan kemesraan.
Sahabat, Sepi, resah dan duka Itulah rencah kekosongan hidupku, Tatkala bicaramu sirna di mataku, Senyum dan tawa Menguntum tanda gembira.
Sahabat, Andainya puisi ini kau pahami, Andainya jeritan hatiku kau selami, Andainya impianku bisa terpenuhi, Aku berlari mengejar mimpi, Menghitung hari menanti realiti.